Sintesis Antara Islam dan Nasionalis dari Pemikiran Soekarno Tentang Dasar Negara

Foto Ahmad Basarah dan Ir. Soekarno

Feeds-id. Siapa yang tidak mengenal sosok Bung Karno di seluruh jagad bumi ini? Ir. Soekarno dikenal jagad dunia karena ideologinya dan ketegasannya.  Soekarnao juga dikenal oleh dunia sebagai seorang pemikir dan ideolog bangsa yang sangat fenomenal dan sangat komprehensif. Banyak literatur yang dapat di baca sebagai bukti hasil pemikirannya yang mendunia dan melintasi berbagai dimensi. Soekarno mampu memikirkan dan meramu banyak hal, baik pemikiran ideologi, sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya.

Akan tetapi, ada sebuah pemikiran Bung Karno yang tidak banyak orang ketahui dengan baik. Sebuah pemikiran Bung Karno yang berbau Islam dan Nasionalisme. Bung Karno selalu mensintesiskan ajaran Islam dengan konsep nasionalisme. Sebuah pemikiran yang oleh Bung Karno di abadikan dalam sebuah landasan filosofi dan ideologi bangsa Indonesai yaitu Pancasila.

Setidaknya demikian sambutan yang diberikan oleh Ahmad Basarah, Ketua Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR dalam sebuah seminar 'Bung Karno, Islam dan Pancasila' di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Ciputat, Jakarta, Sabtu (12/12).

Pada seminar tersebut juga menghadirkan narasumber lain seperti Hajriyanto Tohari, Ketua PP Muhammdiyah dan mantan Wakil Ketua MPR RI, Prof DR Hamka Haq, Anggota MPR RI, Prof Sudarnoto MA, Dosen IAIN Syarifhidaytullah.

Pada kesempatan ini, Basarah mengungkapkan bahwa, banyak diantara masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui dengan baik sosok dan pemikiran Bung Karno sebagai pemikir bangsa Indonesia ini. Adanya praktek politik oleh elit politik yang berupaya untuk men-desoekarnoisasi membuat rakyat tidak mengerti alur pemikiran Bung Karno kala itu, bukan hanya itu, bahkan masyarakat hampir melupakan jasanya sebagai Proklamator Bangsa.


Sehingga diperlukan kemauan baik dari pemerintah utk segera meluruskan sejarah bangsa tentang sosok dan pemikiran Bung Karno. ''Hal itu penting agar generasi bangsa kita memiliki referensi para pemimpin-pemimpin yang dapat menjadi suri tauladan bagi mereka,'' kata Ahmad Basarah dalam rilis yang diterima Republika

Proses pengancuran nama baik tokoh-tokoh bangsa sebagai akibat proses politik di masa lalu membuat bangsa Indonesia hari ini mengalami defisit tokoh pemimpin bangsa yang dapat dijadikan panutan.

Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y Tohari, yang merupakan salah seorang pembicara seminar mengatakan bahwa perjuangan Islam Bung Karno dalam menyusun dan membentuk Pancasila terlihat saat pembentukan Panitia 9 oleh Bung Karno yang melahirkan Piagam Djakarta 22 Juni 1945.

Bung Karno ikut menyetujui dan menandatangani naskah Piagam Djakarta tersebut. Tulisan-tulisan Islam Bung Karno juga sangat progresif dan berkemajuan. Beliau layak dijuluki sebagai seorang pemikir Islam dan kebangsaan yang hebat.

Comments